Model pembelajaran kurikulum 2013
Pada kesempatan ini kami akan memberikan pembahasan model pembelajaran kurikulum 2013.Maklum kurikulum 2013 edisi revisi terbaru 2016 masih banyak mengudang tanda tanya besar. Bagaimana cara menerapkannya dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang seperti apa yang sesuai dengan karakteristik model pembelajaran kurikulum 2013.
Baiklah pertama-tama sebelum kita membahas model pembelajaran kurikulum 2013 alangkah baiknya kita tinjau dulu pengertian pengertian seperti dibawah ini.
Pengertian dasar dari pembelajaran berdasarkan permendikbud adalah proses interaksi antar peserta didik,antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Jadi pembelajaran itu tidak hanya ketika pelaksanaan pembelajaran akan tetapi keseluruhan dan keterpaduan di mulai dari perencanaan yang baik, pelaksanaan dan sampai pada perencanaan evaluasi serta pelaksanaan evaluasi serta hasil refleksi evaluasi pembelajaran.
Sedangkan Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan menurut Arends dalam Trianto, mengatakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Baiklah pertama-tama sebelum kita membahas model pembelajaran kurikulum 2013 alangkah baiknya kita tinjau dulu pengertian pengertian seperti dibawah ini.
Pengertian dasar dari pembelajaran berdasarkan permendikbud adalah proses interaksi antar peserta didik,antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Jadi pembelajaran itu tidak hanya ketika pelaksanaan pembelajaran akan tetapi keseluruhan dan keterpaduan di mulai dari perencanaan yang baik, pelaksanaan dan sampai pada perencanaan evaluasi serta pelaksanaan evaluasi serta hasil refleksi evaluasi pembelajaran.
Sedangkan Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan menurut Arends dalam Trianto, mengatakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Prinsi-prinsip model pembelajaran kurikulum 2013 meliputi:
(1) peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu,
(2) peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar,
(3) proses pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah,
(4) pembelajaran berbasis kompetensi,
(5) pembelajaran terpadu,
(6) pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi,
(7) pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif,
(8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills,
(9)pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat,
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberiketeladanan (ingngarso sung tulodo), membangun kemauan (ingmadyomangunkarso), dan mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses pembelajaran (tut wurihandayani),
(11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat,
(12) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran,
(13) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik, dan (14) suasana belajar menyenangkan dan menantang. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Keempat belas prinsip pembelajaran di atas lah yang menjadi tonggak model pembelajaran kurikulum 2013 edisi revisi 2016.
(1) peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu,
(2) peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar,
(3) proses pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah,
(4) pembelajaran berbasis kompetensi,
(5) pembelajaran terpadu,
(6) pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi,
(7) pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif,
(8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills,
(9)pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat,
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberiketeladanan (ingngarso sung tulodo), membangun kemauan (ingmadyomangunkarso), dan mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses pembelajaran (tut wurihandayani),
(11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat,
(12) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran,
(13) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik, dan (14) suasana belajar menyenangkan dan menantang. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Keempat belas prinsip pembelajaran di atas lah yang menjadi tonggak model pembelajaran kurikulum 2013 edisi revisi 2016.
Tujuan penggunaan model pembelajaran kurikulum 2013 adalah strategi bagaimana
pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik mengembangkan
dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara
berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan
membangun keterampilan sosial serta komitmen (Joice& Wells).
Model pembelajaran kurikulum 2013 mempunyai empat ciri
khusus yaitu:
a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para pencipta
atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan
sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan
mengembangankannya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas
tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa
belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku
mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini
dapat berhasil dalam pelaksanaannya.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta
nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa
yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran. (Trianto, 2010).
Memilih atau
menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kondisi Kompetensi
Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran, sifat
dari materi yang akan diajarkan, dantingkat kemampuan peserta didik. Di samping
itu, setiap model pembelajaran mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat
dilakukan siswa dengan bimbingan guru.
Model pembelajaran kurikulum 2013 edisi revisi 2016 terdiri dari pembelajaran saintifik, PBL, PJBL, dan inquiry dan discovery learning.
Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagaimana yang diterapkan pada kurikulum 2013, sebaiknya dipadukan secara sinkron dengan langkah/tahapan kerja (syntax) model pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagaimana yang diterapkan pada kurikulum 2013, sebaiknya dipadukan secara sinkron dengan langkah/tahapan kerja (syntax) model pembelajaran.
Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi
pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi
pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat
berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu.
Oleh karenanya guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan(Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning).Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama(Permendikbud No. 103 Tahun 2014)yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan.
Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan(Discovery/Inquiry Learning). Disamping model pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production Based Education (PBE) sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan
Oleh karenanya guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan(Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning).Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama(Permendikbud No. 103 Tahun 2014)yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan.
Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan(Discovery/Inquiry Learning). Disamping model pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production Based Education (PBE) sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan
Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:
1. Pernyataan KD-3 dan KD-4
mengarah ke pencarian atau penemuan;
2. Pernyataan KD-3 lebih
menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan
dimungkinkan sampai metakognitif;
3. Pernyataan KD-4 pada taksonomi
mengolah dan menalar
Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning danProject
Based Learning):
1. Pernyataan KD-3 dan KD-4
mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau produk;
2. Pernyataan KD-3 pada bentuk
pengetahuan metakognitif;
3. Pernyataan KD-4 pada taksonomi
menyaji dan mencipta, dan
4. Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang
memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.
Masing-masing model
pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja(syntax) tersendiri,
yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Model Pembelajaran Penyingkapan
(penemuan dan pencarian/penelitian)
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning)adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning)adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi,
klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses
tersebut disebut cognitive processsedangkan discovery itu
sendiri adalah the mental process of assimilatingconcepts and
principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
a. Sintak model Discovery
Learning
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi
masalah (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data
Collection);
4) Pembuktian (Verification),
dan
5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
b. Sintak model Inquiry
Learning Terbimbing
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses
penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam settingwaktu
yang singkat (Joice&Wells, 2003).
Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri temuannya.
Sintak/tahap model inkuiri meliputi:
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan
verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui
eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi
eksplanasi, dan
5) Analisis proses inkuiri.
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Merupakan pembelajaran yang menggunakans berbagai kemampuan berpikir
dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk
mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan
OnnSeng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan
konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsepHigh Order
Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan
belajar diri sendiri dan keterampilan(Norman and Schmidt).
a. Sintak model Problem
Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3)
terdiri atas:
1) Mengidentifikasi masalah;
2) Menetapkan masalah melalui
berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan;
3) Mengembangkan solusi melalui
pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan
pandang;
4) Melakukan tindakan strategis,
dan
5) Melihat ulang dan mengevaluasi
pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
b. Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble
Shooting(David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
1) Merumuskan uraian masalah;
2) Mengembangkan kemungkinan
penyebab;
3) Mengetes penyebab atau proses
diagnosis, dan
4) Mengevaluasi.
3. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Model pembelajaran PJBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan
proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan
menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi
yang dilakukan secara kerjasama dalam upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and
Baron 2011).
Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar,
team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level
tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole &
Wasburn Moses, 2010).
Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based Learning,
meliputi:
a. Penentuan pertanyaan mendasar (Start
with the Essential Question);
b. Mendesain perencanaan proyek;
c. Menyusun jadwal (Create
a Schedule);
d. Memonitor peserta didik dan
kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project);
e. Menguji hasil (Assess
the Outcome), dan
f. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate
the Experience).
4. Di samping tiga model pembelajaran di atas, di SMK dapat digunakan model Production Based Training (PBT) untuk
mendukung pengembangan Teaching Factory pada mata pelajaran
pengembangan produk kreatif. Model Pembelajaran Production Based
Trainingmerupakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses
produksi, dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang
kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan
pesanan, pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga
langkah pelayanan pasca produksi.Tujuan penggunaan model pembelajaranPBT adalah
untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang
berkaitan dengan kompetensi teknisserta kemampuan kerjasama sesuai
tuntutan organisasi kerja.
Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based Trainningmeliputi:
a. Merencanakan produk;
b. Melaksanakan proses produksi;
c. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
d. Mengembangkan rencana pemasaran.
(G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).
Proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik, meliputi lima langkah sebagai berikut.
1. Mengamati, yaitu kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat
(membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu
mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain
observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data,
menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan
internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati
adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.
2. Menanya, yaitu kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik
yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses
tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau
kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan
kepada guru, narasumber, siswa lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan
bimbingan guru hinggasiswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan
serta harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya
dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari
kegiatanmenanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskanhipotesis.
3. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis
dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan datadapat dilakukan dengan cara
membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba
(eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari
kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis.
4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk
serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu.
Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi,
pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data
dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih
bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik,
bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis
data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah
diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau
ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema
kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari
kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil
kajian dari hipotesis.
5. Mengomunikasikan, yaitu
kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang
ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk
diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi
sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasilbelajar dari
kegiatanmengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan dan
mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis.
Sumber: Materi Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2016, Kemdikbud
Demikian artikel tentang model pembelajaran kurikulum 2013 semoga bermanfaat.
baca juga.
Demikian artikel tentang model pembelajaran kurikulum 2013 semoga bermanfaat.
baca juga.