model pembelajaran kooperatif terbaru 2018
Senang sekali akhirnya setelah lama tidak membuka blog akhirnya bisa megang lagi. Oke kawan, kali ini admin akan mengupas model pembelajaran kooperatif terbaru 2018. Kami bilang terbaru karena biasanya kita kan hanya mengenal jigsaw, TPS, TGT, STAD namun kali ini semua jenis model pembelajaran kooperatif terbaru 2018 akan kita tampilkan.
Tujuan Utama membahas topik model pembelajaran kooperatif terbaru 2018 ini adalah sebagai penambah wawasan guru yng sedang mencari cari literatur model pembelajaran dalam rangka menyusun PTK. Penting sekali membuat inovasi pembelajaran. Jika judul judul PTK yang kita yang kita ajukan untuk penilaian angka kredit itu itu saja maka PTK kita akan di tolak. Penggunaan model pembelajaran baru setidaknya akan menambah nilai kepercayaan terhadap keaslian laporan PTK Kita, bukan plagiat dari yang sudah sudah.
Sebagai langkah awal dalam mempelajari model pembelajaran kooperatif terbaru 2018 kita akan mengenal dulu sebenarnya apa sih model pembelajaran kooperatif itu? Untuk menjawabnya silahkan kalian simak ulasannya di bawah ini.
Kooperatif dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesi bisa diartikan kerjasama jadi model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menitik beratkan pada penggunaan kelompok kelompok kecil untuk
bekerja sama atau kooperatif dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Sedangkan menurud Wikipedia mengatakan bahwa Pembelajaran
kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi
pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi
antarsiswa. Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga
tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Sedangkan
menurut ( Agus Suprijono, 2010). Pembelajaran Kooperatif adalah
konsep yang lebih luas meliputi semua jenis Kerja Kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum Pembelajaran Kooperatif dianggap lebih diarahkan
oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta
menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta
didik menyelesaikan masalah yang di maksud.
Pembelajaran
dengan metode Pembelajaran Kooperatif dilandaskan pada teori Cognitive karena
menurut teori ini interaksi bisa mendukung pembelajaran. Teory ini
berpandangan bahwa dasarnya manusia mempunyai perbedaan, dengan
perbedaan itu manusia saling asah, asih, asuh ( saling mencerdaskan ). Harapan
yang ingin dicapai dengan penerapan pembelajaran kooperatif adalah adanya interaksi yang asah, asih, asuh sehingga
tercipta masyarakat belajar ( learning community ). Siswa tidak hanya terpaku
belajar pada guru, tetapi dengan sesama siswa juga. Pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang
silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.
Menurut Slavin, 1995 (dalam Isjoni,
2011:21-22), yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan
kesempatan yang sama untuk berhasil.
a. Penghargaan kelompok
Cooperative
learning menggunakan
tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan
kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang
ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai
anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling
mendukung, saling membantu, dan saling peduli.
b. Pertanggungjawaban individu
Keberhasilan
kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok.
Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok
yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu
juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas
lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
c. Kesempatan yang sama untuk mencapai
keberhasilan
Cooperative
learning menggunakan
metode skoring yang cukup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi
yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini
setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama
memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi
kelompoknya.
Model pembelajaran kooperatif terbaru 2018 dan ciri cirinya
Ada beberapa pakar pembelajaran
kooperatif mengemukakan ciri ciri model pembelajaran kooperatif. Berikut ulasannya
Menurut Isjoni
(2009: 27) Pembelajaran kooperatif
setidaknya memiliki ciri ciri a) setiap anggota memiliki peran; b) terjadi hubungan interaksi
langsung di antara siswa; c) setiap
anggota kelompok
bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya; d) guru membantu mengembangkan
keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan e) guru hanya berinteraksi
dengan kelompok saat diperlukan.
Sedangkan menurut Lie ( 2004 ) ciri ciri pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut:
1. Saling
ketergantungan positif
Dalam
pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa
merasa saling membutuhkan atau yang biasa disebut dengan saling ketergantungan
positif yang dapat dicapai melalui : saling ketergantungan mencapai tujuan,
saling ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau
sumber, saling ketergantungan peran, saling ketergantungan hadiah.
2. Interaksi
tatap muka
Dengan hal
ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka sehingga mereka akan berdialog.
Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru tetapi dengan teman sebaya juga karena
biasanya siswa akan lebih luwes, lebih mudah belajarnya dengan teman sebaya.
3.
Akuntabilitas individual
Pembelajaran
kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditunjukkan
untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual.
Hasil penilaian ini selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar
semua kelompok mengetahui siapa kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang
dapat memberikan bantuan,maksudnya yang dapat mengajarkan kepada temannya.
Nilai kelompok tersebut harus didasarkan pada rata-rata, karena itu anggota
kelompok harus memberikan kontribusi untuk kelompnya. Intinya yang dimaksud
dengan akuntabilitas individual adalah penilaian kelompok yang didasarkan pada
rata-rata penguasaan semua anggota secara individual.
4.
Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keterampilan
sosial dalam menjalin hubungan antar siswa harus diajarkan. Siswa yang tidak
dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru juga
siswa lainnya.
Apa itu model pembelajaran kooperatif ?
Menurut Roger dan David Johnson ada 5 unsur dalam
model pembelajaran kooperatif, yaitu :
1. Positive
interdependence ( saling ketergangtungan positif )
Unsur ini
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada 2 pertanggungjawaban
kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua,
menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang
ditugaskan tersebut. Beberapa cara membangun saling ketergantungan positif
yaitu :
a)
Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam kelompok,
pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok mencapai tujuan.
b)
Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika
kelompok mereka berhasil mencapai tujuan.
c)
Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dalam kelompok hanya
mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas kelompok.
d)
Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling mendukung dan
saling berhubungan, saling melengkapi dan saling terikat dengan peserta didik
lain dalam kelompok.
2. Personal
responsibility ( tanggung jawab perorangan )
Tanggung
jawab perorangan merupakan kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat
oleh kegiatan belajar bersama.
3. Face to
face promotive interaction ( interaksi promotif )
Unsur ini
penting untuk dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri – ciri
interaksi promotif adalah :
a.
Saling membantu secara efektif dan efisien
b.
Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan
c.
Memproses informasi bersama secara lebih effektif dan efisien
d.
Saling mengingatkan
e.
Saling percaya
f.
Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama
4.
Interpersonal skill ( komunikasi antar anggota / ketrampilan )
Dalam unsur
ini berarti mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan
peserta didik, maka hal yang perlu dilakukan yaitu :
a.
Saling mengenal dan mempercayai
b.
Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius
c.
Saling menerima dan saling mendukung
d. Mampu
menyelesaikan konflik secara konstruktif.
5. Group
processing ( pemrosesan kelompok )
Dalam hal
ini pemrosesan berarti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat
diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari
anggota kelompok. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas anggota
dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan
kelompok.
Apa Manfaat model pembelajaran kooperatif?
Manfaat dari
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut
1.
Meningkatkan hasil belajar akademik
Karakteristik pembelajaran
kooperatif yang mengedepankan interaksi sesama siswa dalam kelompok
memungkinkan pertukaran ilmu pengetahuan dari satu siswa kepada siswa yang
lain, kegiatan kerjasama ini pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar.
2.
Penerimaan terhadap keragaman
Kegiatan belajar dalam kelompok
kelompok yang heterogen akan
meningkatkan penerimaan terhadap keragaman
3.
Pengembangan ketrampilan sosial
Keterampilan bersosialisasi dan
berinteraksi sesama siswa akan tercipta, tingkat percaya diri untuk saling
mengenal dan menerima eksistensi teman yang lain akan terbentuk.
Bedanya apa ya model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran biasa?
Perhatikan tabel perbandingan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
pembelajaran konvensional ceramah sebagai berikut menurut Slavin berikut.
Kelompok Belajar Kooperatif
|
Kelompok Belajar Konvensional
|
Adanya
saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivai
sehingga ada interaksi promotif.
|
Guru
sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan
diri pada kelompok.
|
Adanya
akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap
anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para
anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan
siapa yang dapat memberikan bantuan.
|
Akuntabilitas
individual sering diabaikan sehingga tugas- tugas sering diborong oleh salah
seorang anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya ‘enak-enak
saja’ diatas keberhasilan temannya yang dianggap ‘ pemborong’.
|
Kelompok
belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik,
dsb sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa
yang dapat memberikan bantuan.
|
Kelompok
belajar biasanya homogen
|
Pimpinan
kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman
memimpin bagi para anggota kelompok.
|
Pemimpin
kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih
pemimpinnya dengan cara masing-masing.
|
Ketrampilan
social yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan,
kemampuan berkomu nikasi, mempercayai orang lain dan mengelola konflik secara
langsung diajarkan.
|
Ketrampilan
sosial sering tidak diajarkan secara langsung.
|
Pada saat
belajar kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan pemantauan
melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja
sama antar anggota kelompok.
|
Pemantauan
melalui observasi dan intervensi sering dilakukan oleh guru pada saat
belajarkelompok sedang berlangsung.
|
Guru memperhatikan
secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok – kelompok
belajar.
|
Guru
sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok –
kelompok belajar.
|
Penekanan
tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal
(hubungan antar pribadi yang saling menghargai).
|
Penekanan
sering hanya pada penyelesaian tugas.
|
Keuntungan apa yang kita dapatkan jika kita menerapkan model pembelajaran kooperatif?
Kelebihan model pembelajaran kooperatif menurut
Hill and Hill (dalam Hobri, 2009:49) adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan prestasi siswa;
- Memperdalam pemahaman siswa;
- Menyenangkan siswa;
- Mengembangkan sikap kepemimpinan;
- Mengembangkan sikap positif siswa;
- Mengembangkan sikap menghargai diri sendiri;
- Membuat belajar secara inklusif;
- Mengembangkan rasa saling mememiliki;
- Mengembangkan keterampilan masa depan.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif menurut
Dess (dalam Hobri, 2009:52-53) adalah sebagai berikut:
- Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa, sehingga sulit untuk mencapai
target kurikulum;
- Membutuhkan waktu ynag lama bagi guru sehingga kebanyakan guru tidak
mau menggunakan strategi pemebelajaran kooperatif;
- Membutuhkan keterampilan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukan atau menggunakan strategi pembelajaran kooperatif;
- Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
Bagaimana langkah langkah umum penerapan model pembelajaran kooperatif ?
FASE
– FASE
|
PERILAKU
GURU
|
Fase 1 :
present goals and set
Menyampaikan tujuan dan memper siapkan peserta didik
|
Menjelaskan
tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar.
|
Fase 2 :
present information
Menyajikan informasi
|
Mempresentasikan
informasi kepada paserta didik secara verbal.
|
Fase 3 :
organize students into learning teams
Mengorganisir peserta didik ke dalam tim – tim
belajar
|
Memberikan
penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan transisi yang efisien.
|
Fase
4 : assist team work and study
Membantu kerja tim dan belajar
|
Membantu
tim- tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya.
|
Fase 5 :
test on the materials
Mengevaluasi
|
Menguji
pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau
kelompok- kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
Fase
6 : provide recognition
Memberikan pengakuan atau penghargaan
|
Mempersiapkan
cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok.
|
Nah sekaran kita masuk ke apa saja model pembelajaran kooperatif terbaru 2018 dan langkah langkahnya
1. Metode Jigsaw
Langkah –
langkahnya :
a.
Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5
siswa dengan karakteristik yang heterogen.
b.
Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa
bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
c.
Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung
jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya
berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut (kelompok pakar
/ expert group).
d.
Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok
semula ( home teams )untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah
dipelajari dalam kelompok pakar.
e.
Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “ home teams “ para
siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
2. Metode STAD ( Student Achievement Divisions )
Menurut Slavin Langkah – langkahnya :
a.
Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau
tim, masing – masing terdiri atas 4 atau 5 anggota. Tiap kelompok memiliki
anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (
tinggi, sedang, rendah ).
b.
Tiap anggota tim/kelompok menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling
membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusiantar
sesama anggota tim/ kelompok.
c.
Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu akan
mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang
telah dipelajari.
d.
Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan
kepada siswa secara individual atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh
skor sempurna diberi penghargaan. Kadang – kadang beberapa atau semua tim
memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau srandar tertentu.
3. Metode
G ( Group Investigation )
Metode ini
dirancang oleh Herbet Thelen dan diperbaiki oleh Sharn.
Langkah-langkahnya
:
a.
Seleksi topik
b.
Merencanakan kerjasama
c.
Implementasi
d.
Analisis dan sintesis
e.
Penyajian hasil akhir
f.
Evaluasi selanjutnya
4. Metode struktural
Metode ini
dikembangkan oleh Spencer Kagan, yang menekankan pada struktur – struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola – pola interaksi siswa.
Contoh
teknik pembelajaran metode struktural yaitu :
a.
Mencari Pasangan ( Make a Match )
Langkah –
langkahnya :
1) Guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review ( persiapan menjelang tes atau ujian ).
2) Setiap
siswa mendapat satu buah kartu.
3) Setiap
siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
4) Siswa
bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang
cocok.
5) Para
siswa mendiskusikan penyelesaian tugas secara bersama – sama.
6)
Presentasi hasil kelompok atau kuis.
b.
Bertukar Pasangan
Langkah –
langkahnya :
1) Setiap
siswa mendapatkan satu pasangan ( guru bisa menunjukkan pasangannya atau siswa
melakukan prosedur / teknik mencari pasangan.
2) Guru
memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3) Setelah
selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4) Kedua
pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing – masing pasangan yang baru ini
kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
5) Temuan
baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan pada pasangan
semula.
c.
Berkirim Salam dan Soal
Langkah –
langkahnya :
1) Guru
membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan untuk
menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain. Guru bisa
mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok.
2) Kemudian
masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan
salam dan soal dari kelompoknya.
3) Setiap
kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
4) Setelah
selesai jawaban masing – masing kelompok dicocokan dengan jawaban kelompok yang
membuat soal.
d.
Bercerita Berpasangan
Teknik ini
menggabungkankegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Langkah –
langkahnya :
a) Pengajar
membagi bahan pelajaran menjadi dua bagian.
b) Pengajar
memberikan pengenalan topik yang akan dibahas dalam pelajaran.
c) Siswa
dipasangkan
d) Bagian
pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama sedangkan siswa yang kedua
menerima bagian yang kedua.
e) Kemudian
siswa disuruh membaca atau mendengarkan bagian mereka masing-masing
f) Sambil
membaca/mendengarkan siswa mencatat beberapa kata atau frase kunci yang ada
dalam bagian masing-masing.
g) Siswa
berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca/didengarkan berdasarkan
kata kunci.
h) Setelah
selesai menulis, beberapa siswa bisa diberi kesempatan untuk membacakan hasil
karangan mereka.
i) Pengajar
membagiakan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing –masing siswa.
j) Diskusi
mengenai topik tersebut.
e.
Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stay )
Langkah-langkahnya
:
1) Siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat.
2) Siswa
bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa.
3) Setelah
selesai, dua orang dari masing – masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya
dan masing – masing bertamu ke dua kelompok lain.
4) Dua orang
yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu mereka.
5) Tamu
mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka
dari kelompok lain.
6) Kelompok
mencocokan dan membahas hasil – hasil kerja mereka.
f.
Keliling Kelompok
Langkah –
langkahnya :
1) Salah
satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan
pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
2) Siswa
berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3) Demikian
seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputaran jarum jam
atau dari kiri ke kanan.
g.
Kancing Gemerincing
Langkah-langkahnya
:
1) Guru
menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing – kancing atau benda kecil
lainnya.
2) Sebelum
kelompok memulai tugasnya setiap siswa dalam masing – masing kelompok
mendapatkan dua atau tiga buah kancing ( jumlah kancing bergantung pada sukar
tidaknya tugas yang diberikan.
3) Setiap kali
seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat dia harus menyerahkan salah
satu kancingnya dan meletakkan di tengah – tengah.
4) Jika
kancing yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
5. Think – Pair – Share
Langkah-langkah
:
a.
Thinking : guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan
pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.
b.
Pairing : guru meminta peserta didik berpasang – pasangan. Member kesempatan
kepada pasangan – pasangan untuk berdiskusi.
c.
Sharing : hasil diskusi intersubjektif di tiap – tiap pasangan
hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Dalam kegiatan ini
diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengkonstuksian pengetahuan
secara integratif.
6. Numbered Heads Together
Langkah –
langkahnya :
a.
Guru membagi kelas menjadi kelompok – kelompok kecil
b.
Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap – tiap
kelompok. Pada kesempatan ini tiap – tiap kelompok menyatukan kepalanya “ Heads
Together” berdiskusi memikirkan jawaban.
c.
Guru memanggil paserta didik yang memiliki nomor yang sama dari
tiap – tiap kelompok dan memberi kesempatan untuk menjawab.
d.
Guru mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat
menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.
7. Bamboo Dancing
Langkah –
langkahnya :
a.
Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru.
b.
Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar dan berpasangan.
c.
Membagikan tugas kepada setiap pasangan untuk dikerjakan atau
dibahas ( diskusi ).
d.
Usai berdiskusi pasangan berubah dengan menggeser posisi mengikuti arah jarum
jam sehingga tiap- tiap peserta didik mendapat pasangan baru dan berbagi
informasi, demikian seterusnya hingga kembali kepasangan awal.
e.
Hasil diskusi tiap – tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan
kepada seluruh kelas
f.
Guru memfasilitasi terjadinya intersubjektif, dialog interaktif,
Tanya jawab sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat diobjektivikasi dan
menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas.
8. Point
– Counter – Point
Langkah –
langkahnya :
a.
Guru memberi pelajaran yang terdapat isu – isu kontroversi.
b.
Membagi peserta didik ke dalam kelompok – kelompok dan posisinya berhadap –
hadapan.
c.
Tiap – tiap kelompok diberi kesempatan untuk merumuskan
argumentasi – argumentasi sesuai dengan perspektif yang dikembangkannya.
d.
Setelah berdiskusi maka mereka mulai berdebat menyampaikan argumentasi sesuai
pandangan yang dikembangkan kelompoknya. Kemudian minta tanggapan, bantahan
atau koreksi dari kelompok lain perihal isu yang sama.
e.
Buat evaluasi sehingga peserta didik dapat mencari jawaban sebagai
titik temu dari argumentasi – argumentasi yang telah mereka munculkan.
9. The
Power of Two
Langkah –
langkahnya :
a.
Ajukan pertanyaan yang membutuhkan pemikiran yang kritis.
b.
Minta peserta didik menjawab pertanyaan yang diterimanya secara perorangan.
c.
Minta peserta didik mencari pasangan, dan masing – masing saling
menjelaskan jawabannya kemudian menyusun jawaban baru yang disepakati bersama.
d.
Membandingkan jawaban – jawaban tersebut dengan pasangan lain sehingga paserta
didik dapat mengembangkan pengetahuan yang lebih integrative.
e.
Buat rumusan – rumusan rangkuman sebagai jawaban – jawaban atas
pertanyaan yang telah diajukan. Rumusan tersebut merupakan konstruksi atas
keseluruhan pengetahuan yang telah dikembangkan selama diskusi.
10. Listening
Team
Langkah-langkahnya
:
a.
Diawali dengan pemaparan meteri pembelajaran oleh guru.
b.
Guru membagi kelas menjadi kelompok – kelompok dan setiap kelompok memiliki
peran masing – masing, misalnya:
Kelompok 1 : kelompok penanya
Kelompok 2 : kelompok penjawab
dengan perspektif tertentu
Kelompok 3 : kelompok penjawab
dengan perspektif yang berbeda dari kelompok 2
Kelompok 4 : kelompok yang bertugas
mereview dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi.
c.
Munculkan diskusi yang aktif karena adanya perbedaan pemikiran
sehingga dikusi menjadi berkualitas.
d.
Penyampaian berbagai kata kunci atau konsep yang telah dikembangkan oleh
peserta didik dalam diskusi.
Daftar Pustaka:
Lie, Anita.
(2008). Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia
Widiasarana.
Sanjaya,
Wina.(2010).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : PRENADA MEDIA
Slavin,
Robert E. (2010).Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.
Terjemahan Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media
Trianto.
(2011).Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivitis.
Jakarta:Prestasi Pustaka.
·
Gracia,
Ricardo, L. 1991. Teaching in a Pluralistic Sosiety. New York: Harpercollins
Publisher.
·
Slavin, E
Robert. 1995. Educational Psycology. United States of America: Allan and Bacon.
·
Lungdren,
1994. Cooperative Teaching Learning. USA: Mc Graw-Hill Book Company Inc.
·
Karuru.
2002. Penerapanan Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD. (Online), (http://www.klinikpembelajaran.com/penelitian/300905)
diakses 29 Mei 2006.
Demikian artikel tentang model pembelajaran kooperatif terbaru 2018 dan cara atau langkah penerapannya. Semoga bermanfaat.
Baca Juga
LAMPIRAN SEMINAR PTK
- Cara menyusun Proposal PTK
- MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF
- Pembelajaran Powerful
- sistematika laporan penelitian tindakan kelas (PTK...
- Sistematika Proposal Kegiatan
- Model pembelajaran kurikulum 2013
- Model Pembelajaran Jigsaw
- Baca Juga